Beri Jalan Pada Seruni
Aku dan sebatang kayu ini sedang menyusuri sungai yang terang bulan ia pantulkan
Kaki ini sudah tidak merengek sejak ia kubawa dari hilir
Kakek tua, nenek muda apapun itu yang selewat kuping kananku menyentuhnya
Jelas tidak lebih penting dari kisah rindu nan sesak itu
Seruni,
Indahnya,
Palsunya,
Mungkin sejak tahun lalu ia kerap tidak berbusana pikirnya
Setapak jalan dan gemericik kubangan kerap terlangkahi semesta
Sejak mimpi itu Kau halang Seruni,
Pejam mataku makin hari makin sulit kutemui
Entah apa yang kini dalam kau menguasai
Mungkin belalang dengan tak syukurnya saat bertemu mangsanya
atau Angsa yang ingin terbang jauh saat melihat gagak dengan ibu tirinya
atau mungkin, selama ini kacamata ku terlalu besar minusnya
entah lah Seruni.
Bila puncak gunung di ujung dunia sana bisa kau langkahi tingginya,
maka puncak itu adalah bingungku yang Pak Pemadam pun tak bisa padamkan.